Kelam
dan angin lalu mempesiang diriku
Kegelapan dan segala kisah dalam sejarahku mempersunyi, memperbosan, dan
mengetengahkan diriku dalam kehampaan.
Menggigir juga ruang dimana dia yang kuingin
Bahkan hatiku bergetar merasakannya.
Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
Kegelapan, kesunyian, kehampaan, ketakutan, semakin merasuk ke dalamnya, hingga
rimba yang ramai oleh beragam makhluknya, menjadi sesunyi tugu yang sendiri.
Di karet, di karet (daerahku y. a. d.) sampai juga deru dingin
Di karet, dimana disitulah aku akan bersarang untuk terakhir kalinya, sampai
juga segala yang kurasakan ini. Atau juga, hingga matipun aku akan tetap
merasakan segala kepahitan ini.
Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
Aku akan membenahi kehidupanku dan pribadiku jika kau mau kembali datang ke
hatiku.
Dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu
Hingga aku bisa lagi melepaskan kisah baru, bukan kisah yang selama ini kau
rasakan. Bukan aku sebagai bohemian, tapi sebagai pria yang mau mengerti dan
turut merasakan segala yang kau rasakan.
Tapi kini tangan yang bergerak lantang
Tapi sayang, kini pun hanya tanganku yang mampu bergerak. Aku tidak benar-benar
bisa melakukan apa yang kukatakan, itu semua hanya omong kosong. Atau, aku mau
bergerak dan mengubah segalanya, tapi tubuhku sudah tidak sanggup lagi akibat
seluruh penyakit ini.
Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku
Tubuhku tak mampu melakukan apapun dan tersendiri, bersama segala sejarah dan
segala kisah juga peristiwa yang selama ini melegenda, hanya berlalu beku. Ia
angkuh padaku, meninggalkanku sendiri disini tanpa mampu mengenang apapun.
0 komentar:
Posting Komentar