TEMPO.CO,
Jakarta
- Orang tua korban pelecehan seksual di sekolah taman kanak-kanak internasional
di Jakarta mengatakan, belum berpikir untuk menuntut pihak sekolah. "Saya
mau fokus pada kasusnya dulu. Saya ingin semua pelakunya terungkap," kata
dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014.
Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya.
Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya.
Agung dan Awan telah mengakui perbuatannya menyodomi M secara bergantian dalam kesempatan berbeda. Namun, kepada polisi, keduanya mengakui perbuatan bejat itu dilakukan di toilet sekolah. Setelah diperiksa di laboratorium pun, kedua pelaku diketahui terjangkit bakteri penyakit kelamin, yang identik dengan bakteri pada dubur korban.
Ibu korban yakin bahwa ada aktor utama atau pemimpin kelompok pedofil yang melecehkan anaknya itu. P menganggap aksi keji terhadap anaknya ini dilakukan dengan niat untuk kepuasan seksual dan memang direncanakan para pelaku. "Saya ingin semua pelakunya tertangkap dan kasus ini terungkap seluruhnya." Soal meminta pertanggungjawaban sekolah, ujarnya, baru akan ia pikirkan kalau kasus ini sudah selesai.
0 komentar:
Posting Komentar